YASMIB Sulawesi Menakar Program Penanggulangan Kemiskinan di Kota Makassar

,

Makassar – YASMIB ( Swadaya Mitra Bangsa ) Sulawesi bekerja sama dengan Pemerintah kota Makassar dan Seknas Fitra dukungan dari Ford Foundation, menggelar Tudang Sipulung (30/9) di Wisma Kalla, Jl. Ratulangi, Makassar.

Kegiatan ini mengusung tema “Menakar Program Penanggulangan Kemikiskinan di Kota Makassar” dihadiri oleh berbagai element seperti, pemerintah kota makssar, Bappeda kota Makassar, NGO local, akademisi, masyarakat sipil, dan mahasiswa. Kegiatan ini juga disiarkan langsung oleh salah satu televisi lokal di Makassar.

Selain itu, narasumber dalam kegiatan ini yaitu, Walikota Makassar, Dr. Ir. Ilham Arief Sirajuddin, MM , Faraksi Golkar DPDR kota Makassar, DR. HM. Rudhy Syahruddin SH.MBA.MH, SAPA Nasional, Yauri, Seknas Fitra, Zulkifli Jumli, dan Dr. Alwi Rahman dosen Unhas.

Walikota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin dalam sambutannya mengatakan, tingginya angka urbanisasi yang masuk ke kota Makassar tanpa memiliki skill dan kemampuan menjadi pekerjaan rumah tersendiri untuk pemkot. Menurutnya, urbanisasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat dan jumlah kemiskinan yang ada di kota Makassar.

“Banyaknya urbanisasi setiap tahunnya yang masuk ke Makassar membuat pemkot harus bekerja keras dalam mengantisipasi hal ini. Hal itu dimulai dengan penertiban dan memproteksi layanan identitas kependudukan kota Makassar”, katanya.

Selain itu, IAS menambahkan yang menjadi beban untuk pemkot adalah maslah kesehatan yang terus menjadi keluhan di masyarakat.

Ini terjadi karena memang pihak pemkot tidak memiliki alat ukur untuk kesehatan. “kita tidak tahu kapan masyarakat miskin sakit, jadi kita tidak bisa memberikan tolka ukur untuk kesehatan makanya kami kucurkan anggaran yang besar untuk pelayan kesehatan ini”, tutupnya.

Dalam sambutannya, Abd. Azis Paturungi selaku direktur eksekutif YASMIB SULAWESI mengatakan bahwa, kita perlu member apresiasi kepada pemerintah kota Makassar terkait program penaggulangan kemiskinan di Makassar. Hal ini dibuktikan dari penurunan angka rumah tangga miskin di kota Makassar dari tahun 2009 hingga 2013, dimana pada tahun 2011 jumlah rumah tangga miskin sebanyak 67.988 RT miskin, dan pada tahun 2013 ini jumlah ini turun menjadi 43.696 RT miskin.

Abd. Azis Paturungi juga menambahkan, terlepas dari penurunan jumlah tersebut tidak serta merta bahwa pemekot Makassar berhasil secara keseluruhan melainkan, juga memiliki masih banyak problem yang harus diselesaikan. Salah satunya, problem data yang selama ini terus menjadi sorotan masyarakat belum bisa dituntaskan secara baik.

“Masih ada temuan dari teman-teman JAMPER terkait data untuk penerimaan raskin belum bisa mengakomodir semua warga miskin”, tuturnya.

Selain melibatkan peserta yang hadir secara langsung di Wisma Kalla, panitia penyelengara juga membuka layanan intraktif via telephone dan sms.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *