Terkini.id, Mamuju — Permasalahan terhadap perempuan dan anak yang cenderung meningkat di seluruh wilayah Indonesia merupakan masalah yang mengkhawatirkan sehingga perlu adanya akselerasi kegiatan yang melibatkan lapisan masyarakat baik di tingkat Desa, Kecamatan, Kabupaten dan Provinsi di Sulawesi Barat (Sulbar).
Melalui program Emergency Response and recovery programner-Earthquake in West Sulawesi, YASMIB (Swadaya Mitra Bangsa) Sulawesi bekerjasama dengan YAPPIKA-ActionAid dan Start Fund-Start Network melaksanakan kegiatan Sosialisasi dan Launching Layanan Perlindungan Perempuan dan Anak di Desa Taan, Kabupaten Mamuju, pada Minggu, 7 Maret 2021.Kegiatan ini didukung oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat, Pemerintah Kab.Mamuju dan TP PKK Provinsi Sulawesi Barat.
Sosialisasi dan launching tersebut di hadiri langsung oleh ketua Tim penggerak PKK Provinsi Sulbar, Bupati Mamuju, Pimpinan OPD diantaranya DP3A Sukbar, DP3A DPMD Mamuju, Camat Tapalang, Pemerintah Desa dan Tokoh Masyarakat dan kelompok Perempuan.
Direktur YASMIB Sulawesi Rosniaty Azis mengatakan, melalui kegiatan tersebut diharapkan kader perempuan baik dari PKK maupun lainnya dapat tampil sebagai penggerak utama dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi perempuan dan anak maupun rentan lainnya seperti Difabel, Lansia, maupun kelompok lain yang membutuhkan perlindungan khusus. Kepemimpinan perempuan termasuk dalam situasi bencana sangat dibutuhkan, baik di level desa, kecamatan, kabupaten maupun di level provinsi. Selasa, 9 Maret 2021.
“Diharapkan output dari kegiatan ini dapat menjadi solusi meningkatkan peran aktif berbagai pihak baik dari masyarakat maupun pemerintah untuk memberikan perlindungan bagi perempuan dan anak,” ucapnya.
Selain itu, Bupati Mamuju Siti Sutinah Suhardi, menilai kesungguhan aparat desa dan kebersamaan masyarakat telah mampu membangun sinergi dengan lembaga non pemerintah dan mampu menghadirkan data yang dibutuhkan dalam upaya menghadirkan layanan tersebut.
“Dengan adanya layanan perlindungan perempuan dan anak akan dapat menekan kekerasan terhadap perempuan dan anak di kabupaten Mamuju dan saya berharap kegiatan ini tidak hanya di desa Taan tapi bisa di seluruh desa di Kabupaten Mamuju dan desa taan bisa menjadi percontohan untuk desa lainnya,” lanjutnya.
Sedangkan, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Sulbar, Andi Ruskati Ali Baal Masdar, sangat optimis layanan perlindungan perempuan dan anak akan bejalan baik di Mamuju, terlebih saat ini Bupati Mamuju adalah seorang perempuan, Jadi kita harus bangga punya bupati perempuan pertama di Mamuju dan pasti persoalan perempuan dan anak juga pasti lebih diperhatikan.
“Semoga Desa Taan ini jadi contoh untuk desa lain, serta warga tahu bagaimana alur pelayanan jika adanya kekerasan terhadap perempuan dan anak,” pungkas legislator DPR RI dan juga istri Gubernur Sulbar saat ini.
Dalam kegaiatan ini juga dipaparkan alur layanan perlindungan perempuan dan anak dari desa sampai provinsi yang disampaikan oleh Ibu Yurlin Tamba selaku Tim Satgas PPA Sulawesi Barat. Sedangkan dari Kelompok Perempuan Desa Taan, membacakan Deklarasi Gerakan 1 Kader 5 Keluarga untuk Perlindungan Perempuan dan anak.
Sebagai acara puncak, Ketua TP PKK Provinsi Sulbar bersama Bupati Mamuju melakukan “pemukulan kentongan” sebagai tanda resmi alur layanan perlindungan perempuan dan anak dari desa sampai provinsi di Sulawesi Barat.