Mamuju — YASMIB Sulawesi yang didukung oleh YAPPIKA-ActionAid melaksanakan pelatihan usaha mikro kecil menengah (UMKM) terkait Peran dan Kapasitas Perempuan dalam Pengembangan UMKM bagi perempuan dan pemuda desa di kantor Desa Ahu, Kabupaten Mamuju. Kamis, 9 Maret 2023.
sebanyak 25 kader perempuan mengikuti kegiatan pelatihan tersebut dengan tujuan memberikan pemahaman kepada peserta dalam menggali potensi ekonomo yang ada di desa dan bagaimana cara mengembangkan UMKM di desa.
“Pelatihan ini bagaimana menggali ekonomi dan peran kapasitas perempuan dalam mengembangkan UMKM di desa,” kata Hasrini selaku Program Officer (PO) WLCBP.
Selain itu, Penyuluh Perundistrian Andi Arief Budiman sekaligus narasumber menyampaikan, bahwa kontribusi sektor UMKM dalam meningkatkan PDB tidak lepas dari perempuan, baik sebagai pelaku usaha maupun pekerja, dimana status ekonomi wanita dilihat dari aktivitasnya dalam kegiatan mencari nafkah, akses terhadap faktor produksi, tingkat pendapatan yang dihasilkan dan kontribusinya terhadap pendapatan keluarga.
“Berdasarkan data kontribusi UMKM terhadap pendapatan negara mencapai 61,1% pada tahun 2021, bahkan sebagian besar UMKM 64,5% atau 37 juta di Indonesia dikelola oleh perempuan. Sedangkan data industri kecil Mamuju, dimana jumlah nilai produksi usaha mencapai Rp. 73.480.948.800. Ini adalah jumlah yang sangat besar yang dihasilkan oleh perempuan perempuan hebat,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama beberapa peserta melontarkan pertanyaan terkait persyaratan dalam mengurus nomor induk dan syarat mendapatkan bantuan dari dinas koperasi.
“Apa syarat untuk mendapatkan bantuan dari Dinas Koperasi” tanya Focal point Perempuan, Marliani.
Andi Arif budiman menjelaskan, persyaratan untuk mendapatkan nomor induk cukup dengan KTP, NPWP, Email, Nomor HP selain itu untuk mendapatkan nomor induk usaha semuanya gratis dan berlaku baik usaha kelompok maupun individu sedangkan untuk mendapatkan bantuan perlu membuat pengajuan bantuan modal usaha, alat dan bahan produksi.
“Untuk mendapatkan bantuan modal maka perlu mengajukan permohonan bantuan baik itu bantuan modal usaha, alat dan bahan produksi,” ungkapnya.
Sementara, salah satu kader perempuan, Ramlawati menceritakan pengalamannya dalam mengelola dan membuat miyak kelapa yang di kelola oleh kelompok perempuan yang dimana rata-rata produksi dibuthkan 150 kepala yang dibeli seharga RP. 500 perkelapa sedangkan untuk mendapatkan aroma yang wamngi maka diperlukan waktu 1 malam dan di masak kurang lebih 3 jam. Dari hasil itulah kami jual dengan harga perliter Rp. 15.000 sampai Rp.25.000.
Andi Arief Budimana berharap dari pengalaman perempuan dalam mengelola dan memproduksi minyak kelapa dapat berkontribusi di desa Ahu selain itu juga perempuan perlu menggali potensi ekonomi di desa Ahu sehingga dapat menghasilkan pendapatn untuk peningkatan ekonomi.
“Peren perempuan dalam dunia usaha sangat berkontribusi. Saya berharap perempuan desa Ahu dapat menggali potensi ekonomi di desa. kami akan membantu proses pembuatan nomor induk usaha serta akan melakukan kunjungan di tempat produksi ibu-ibu sekalian,” tutur andi arief.
Penulis: Hasrini, PO WLCBP